Akaogas dan BUPP KEK Arun Lhokseumawe Teken MoU Terkait Magang di Industri Migas

Penandatanganan MoU antara Direktur Akaogas Muzakkir Budiman (kanan) dan Direktur BUPP KEK Arun Lhokseumawe Kasuma Indra. Foto: Istimewa
Penandatanganan MoU antara Direktur Akaogas Muzakkir Budiman (kanan) dan Direktur BUPP KEK Arun Lhokseumawe Kasuma Indra. Foto: Istimewa

LHOKSEUMAWE – Yayasan Training Akademi Industri Petrokimia dan Migas (Akaogas) dan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun Lhokseumawe menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah Aceh. Penandatanganan itu dilaksanakan di Kantor BUPP KEK Arun, Selasa, 9 Agustus 2022.

MoU tersebut diteken Direktur Akaogas, Muzakkir Budiman, S.T., M.B.A., dan Direktur BUPP KEK Arun Lhokseumawe, Kasuma Indra, S.T. Turut hadir Pembina Akaogas, Dr. Ibrahim Qamarius dan Dr. Muhammad MY, Wakil Direktur Akaogas, Ir. Sufriadi Sulaiman, dan Staf Ahli Akaogas, Ir. AT. Asri, serta sejumlah pihak lainnya dari BUPP.

Muzakkir Budiman mengatakan pihaknya ingin menyiapkan tenaga kerja terampil pengembangan SDM terutama untuk petrokimia dan migas. Yayasan Akaogas didirikan oleh mantan pekerja PT Arun, Mobil Oil, dan PT PIM pada 16 April 2020.

Tujuan penandatanganan nota kesepahaman bersama pihak BUPP KEK Arun untuk melatih para generasi muda Aceh, masyarakat di sekitar wilayah industri, yang berminat menimba ilmu terapan dalam rangka mempersiapkan tenaga terampil untuk berkarier di petrokimia dan migas, yang bersertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) maupun Direktorat Jenderal Kelistrikan Indonesia (DJKI).

“Proses training sesuai kurikulum kita adalah 30 persen diberikan secara teori, dan 70 persen praktek di industri. Pendaftaran berkas untuk training itu sudah dibuka sejak 11 Juli hingga 15 September 2022. Sejauh ini baru ada yang mendaftar sekitar 20 peserta. Selanjutnya, 19-23 September 2022, akan dilaksanakan ujian seleksi, dan 3 Oktober 2022 start training,” kata Muzakkir Budiman kepada wartawan di Lhokseumawe, Selasa.

Muzakkir menyebut manfaat dari MoU bersama BUPP adalah untuk mendapatkan fasilitas bagi mahasiswa magang atau praktek di wilayah industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun selama enam dan 12 bulan berdasarkan kurikulum pada Akaogas yang sudah di-launching. Proses belajar mengajar ada tingkatannya (level), untuk sertifikat satu dalam jangka waktu enam bulan, dan sertifikat dua selama 12 bulan. Dari 12 bulan itu dibagikan dua pembelajaran, yaitu empat bulan teori dan 8 bulan praktek di industri.

“Secara umum ada beberapa kriteria tenaga terampil yang ditempatkan. Pertama, untuk ahli operator produksi, ahli K3 atau Health Safety Environment (HSE), ahli instrumentasi, ahli electrical engineering, dan ahli mechanical. Itu semuanya nanti kita sertifikasi ke BNSP,” ujar Muzakkir.

Direktur BUPP KEK Arun Lhokseumawe, Kasuma Indra, menjelaskan dengan adanya MoU ini diharapkan bagi generasi muda di Aceh nantinya bisa mendapatkan ilmu tambahan tentang migas, yang terkadang selama ini belum diperoleh di bangku sekolah atau perguruan tinggi.

“Apabila nanti masuk dalam industri KEK Arun, itu mereka pasti dibutuhkan tenaga kerja yang sudah terdidik. Untuk itu, kita harapkan kepada Yayasan Akaogas ke depannya dapat memberikan pengetahuan lebih kepada calon-calon pekerja magang khususnya yang ada di kawasan Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Aceh pada umumnya. Tentu dengan adanya Akaogas dapat memudahkan peserta untuk menimba ilmu terkait migas,” ujar Kasuma Indra.

Menurut Kasuma, pihaknya nanti akan merekomendasikan bagi peserta setelah menjalani proses belajar di Akaogas untuk bisa melakukan magang di industri khususnya KEK Arun.